CARA MENANAMKAN ADAB-ADAB ISLAMY SEJAK DINI

 

 

Bismillahirrahmanirrahim ...

Menginginkan anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang berakhlaq baik, penurut dan yang terpenting adalah si anak dapat beradab dalam keshraiannya adalah impian utama para orang tua. Namun untuk menjadikan anak menjadi pribadi yang beradab baik bukanlah hal yang mudah dan tidak instan. memulai dari sikap orang tua yang menajdi contoh anak dalam keseharainnya adalah modal terdasar dan terpenting agar si anak dapat menjadi pribadi yang beradab dimanapun mereka berada. 

Menjadikan anak memiliki pribadi yang beradab bukanlah hal instan dan tidak semudah membalik telapak tangan. namun ada beberapa langkah yang dapat ditempuh oleh para orang tua secara bertahap dalam menamankannya. berikut beberapa langkah mudah aplikatif yang dapat dapat dicoba oleh para parents mulai kini,

1.     menetapkan pondasi nilai nilai kebaikan yang akan diajarkan yaitu berdasarkan al-quran dan hadist shahih.

Al-Quran dan hadist shahih adalah pondasi dasar "Mutlaq" yang harus ditanamkan oleh orang tua. karena al quran adalah kalamullah yang memang diturunkan untuk menjadi petunujuk dan aturan kehidupan manusia di alam semesta ini. muatan hukum yang sangat lengkap telah terdapat didalamnya (al-quran) sehingga tidak ada hujah yang lebih baik dan haq melainkan al quran dan dilajut dengan penjelasan hadist-hadist shahih nabi Muhammad. sehingga tidak ada alasan bahwa penanaman akhlaq yang baik tidak disandarakan kepada al quran dan hadist-hadist shahih nabi muhammad. pengtingnya pennanaman akhlaq yang baik sebagaimana firman allah dalam al quran karim,


ا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّـهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّا حُسْنًا

Artinya: “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia,” (QS Al-Baqarah: 83).

sedangkan dalil dalam hadist shahih tentang pentingnya berakhlaq baik sebagaimana akhlaq rasulullah, 

قال رسولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- : “إِنَّ لِكُلِّ دِيْنِ خُلُقًا وَخُلُقُ الإسلامَ الْحَيَاءُ

Dari Anas bin Malik RA, rasulullah bersabda : “Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islami adalah rasa malu,” (HR Ibnu Majah).

           

2.     bekerjasama dan kompak untuk menjadi tauladan bagi anak

anak adalah peniru ulung yang handal, sehingga sebagai orang tua harus sangat berhati-hati dalam bertindak dan berkata saat bersama anak-anak. Karena ditakutkan jika orang tua tidak berhati-hati menjaga sikap tersebut, maka anak dapat meniru secara tidak langsung . Tidak heran jika terkadang kita melihat ada anak yang masih kecil namun ucapannya sudah sangat kotor. Naudzubillah.. kemungkinan hal itu berawal dari lingkungan yang sangat mendomiasi ananda (waktu interaksi dan tempat tinggal terdekat).

Sehingga pentingnya kekompakan antara ayah dan bunda untuk menjadi tauladan bagi anak-anak dalam berperilaku dan menerapkan kebiasaan-kebiasaan baiik yang dimulai dari rumah. Jika tidak aka kekompakan pada perilaku pembiasan adab-adab yang baik antara ayah dan bunda, maka jangan heran jika ananda akan bingung untuk bertindak dan terkadang goal untuk menerapkan adab islami tidak maksimal. Kalau sudah begini kita tidak bisa menyalahakan ananda, apalagi jika ananda masih kecil.

 

3.     Menentukan urutan pembelajaran ADAB-ADAB ISLAMY secara bertahap

Rumah adalah madrasah utama dan paling dasar untuk memperkuat penanaman akhlaq yang baik. Sedangakan anak yang amsih dini juga memiliki kapasitas dan tempo belajara yang beragam, sehingga konsep pengajaran adab islam harus dimulai dari kegiatan terkecil dan yang terdekat dari kebiasaan anak dirumah, misalkan saat akan tidur dan bangun tidur, saat selesai bermain, saat makan dan sesudah makan, saat masuk kamar mandi dan keluar kamar mandi, hingga sebagaiannya yang sifatnya ringan dan dekat dengan kebiasaan ananda. Jika bertahap dan perlahan diterapkan, insyallah kompleksifitas penanaman akan maksimal dan bisa menjadi habit yang melekat kuat pada diri ananda. Sehingga harus dimulai dari aspek paling mudah bagi ananda (dan dapat menyesuaiakan dengan jenjang usia ananda) hingga adab-adab islamy yang lebih tinggi jenisnya.

Namun yang harus diingat oleh ayah bunda, ananda adalah seorang pembelajar, sehingga jangan menghakimi ananda dengan hukuman langsung jika ananda masih dalam tahap belajar dasar (pengenalan dan meniru) karena ananda juga membutuhkan waktu untuk berproses dan penguatan mental untuk membentuk habit yang baik.

 

4.     Memilih dan mengenalkan lingkungan bermain dan belajar (formal atau non rormal) dengan selektif

Ayah bunda pernah mendengar pastinya bahwa rasulullah pernah berpesan yang intinya jika kita bergaul maka kita harus memilih teman duduk yang baik. Hal ini dikarenakan pengaruh teman interksi sangat mempengaruhi perilaku, palagi jika interksinya dilaukan dengan berulang dan dalam tempo yang lama. Sehingga kita harus benar-benar mengetahui siapa dan bagaiaman lingkungan bermaian anak-anak kita hingga lingkungan sekolahnya. Karena jika ayah bunda tidak selektif akan hal ini, ditakutkan apa yang ayah bunda tanam dirumah bisa rusak seketika atau rusak bertahap karena lingkungan lura rumah yang lepas dari perhatrian bunda dan ayah. Hal ini sebgaiiamana dalam sabda rasulullah yang berbunyi

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة

Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.”

(HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

 

5.     Selalu memantau perkembangan perilaku anak

Hal ini sangat penting sekali agar ayah dan bunda tau sampai sejauh mana hasil pengajaran adab-adab islami yang telah dijarakna kepada ananda. Teerkdanag banyak skelai orang tua yang luap merevew pada bagian ini, shingga anak menjadi korban amarah jika tidak sholih atau shalihah. Justru penulis menganggap bagian ini adalah bagian terpenting karen kita bisa mengukur cara belajar anak melalui penenrapan yang telah ayah bunda ajarkan dan respon balik ananda. Dengan begitu kita bisa menanamkan adab islam dengan cara yang lebih efektif dan lebih baik kedepannya jika dirasa Teknik penanaman sebelumnya belum maksiimal.

 

6.     Berdoa dan bertawakal kepada allah agar dimudahkan menerapkan adab-adab islami kepada ananda

Sebenarnya point terakhir ini adalah point utama diatas point-point sebelumnya, namun penulis sengaja meletakkan pada akhir point penutup tulisan ini. Pentingnya doa dan taakal kepada allah adalah kunci dari seluruh proses Pendidikan yanag ada. Baik Pendidikan sekecil apapun hingga yang besar konteksnya.

Tidak ada usaha yang berhasil melainkan karen allah mudahkan, begitu pula seblaiknya. Bukan karena kepintaran manusia atau kehebatan manusia.. seklai-kali “BUKAN”, namun Kuasa allah lah menghendaki segala sesuatu yang telah ditetapkannya. karena manusia tidak tau apa yang terkadang baik dan buruk baginya. Sehingga doa dan tawakal dari rangkaian proses ini sanagt penting agar allah meridhoi dan jika allah berkehendak lain maka allah pasti akan membantu kita dengan membuka jalan-jalan lain dalam proses pengajaran ananda. Hal ini sebgaiamana dalam firman allah,

وَقَالَ يَٰبَنِىَّ لَا تَدْخُلُوا۟ مِنۢ بَابٍ وَٰحِدٍ وَٱدْخُلُوا۟ مِنْ أَبْوَٰبٍ مُّتَفَرِّقَةٍ ۖ وَمَآ أُغْنِى عَنكُم مِّنَ ٱللَّهِ مِن شَىْءٍ ۖ إِنِ ٱلْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُتَوَكِّلُونَ

 

"Ya’qub berkata,“Hai anak-anakku, janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain. Meskipun demikian, Aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikit pun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah: kepada-Nya lah Aku bertawakal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal, berserah diri.”

Demikianlah yang dapat penulis sampaiakan, semoga para ayah bunda yang sedang berjuang untuk mendidik putra putrinya agar berakhlaq mahmudah mendapat kemudahan allah subhanahu waa taala. Semoga  apa yang diajarakan dari syariat islam ini menjadi pahala besar bagi ayah bunda sekalian……aaaaamiiiiin

 

Komentar